Hukum
Amalan Yasinan dan Tahlilan – Amalan membaca surah Yasin di sebuah
momen tertentu atau biasa disebut sebagai Yasinan merupakan amalan yang sering
kita lihat di Indonesia.
Selain yasinan, kita juga sering melihat, mendengar atau bahkan mengikuti acara
tahlilan.
Tidak sedikit orang yang beranggapan miring dengan kedua
amalan tersebut, amalan yang sudah dikerjakan oleh orang orang tua dahulu. Lalu
bagaimana sebenarnya hukum Yasinan dan Tahlilan dalam Islam ?
Berikut Hukum Amalan Yasinan dan Tahlilan yang
diambil dari
http://adehumaidi.com/islam/mengetahui-dalil-amalan-surah-yasin
“Bacalah surah yasin kepada orang-orang mati diantara
kalian” {HR. Abu Dawud jilid 8/385}, hadist ini disahkan oleh Ibn Hibban.
Pendapat Abu Hatim dan sebagian ulama’ lainnya “ sunnah
dibacakan surah yasin, ketika menjelang kematian (sakarotul maut) karena surah
yasin menceritakan kiamat, tauhid dan kisah-kisah umat terdahulu”. Namun
menurut Ibn Rif’ah, dianjurkan membaca surah yasin setelah meninggal.
Oleh karena itu lebih utama menggabung keduanya (membaca surah yasin di waktu
sakarotul maut dan setelah meninggal). {Faidul Qodir
juz 2 hal. 86}
Sebagian pendapat hadist tentang bacaan surah yasin ini
do’if, namun tetap bisa diamalkan karena didukung oleh hadist lain yang kuat
tentang sampainya pahala bacaan surah yasin kepada mayyit
Penjelasan Pembacaan SurahYasin Dan Surah Lainnya Mengenai
Pahala Bacaan
Wasiat Ibn Umar dalam kitab Syarh Aqidah Thahawiyah hal : 458
“Diriwayatkan Ibn Umar ra. berwasiat agar dibacakan awal surat
Al-Baqarah dan akhirnya di atas kuburnya seusai pemakaman. Demikian juga
dinukil dari sebagian shahabat Muhajirin adanya pembacaan surat
Al-Baqarah”.
Hadist ini menjadi dasar pendapat Muhammad bin Hasan dan
Ahmad bin Hambal padahal Imam Ahmad sebelumnya pernah mengingkari sampainya
pahala dari orang yang hidup kepada orang yang sudah mati. Namun setelah beliau
mendengar dari orang-orang yang terpercaya tentang wasiat ibnu Umar, Beliaupun
mencabut pengingkarannya. [Mukhtasar Tazkirah Qurtubi
hal.25].
Disebutkan imam Ahmad bin Hambal berkata : ” sampai kepada
mayyit [ pahala ] setiap kebaikan karena adanya nash–nash yang menerangkannya
dan juga kaum muslimin berkumpul di setiap negeri untuk membaca alquran
(termasuk didalamnya surah yasin) dan menghadiahkan (pahalanya) kepada mereka
yang sudah meninggal. Hal ini terjadi tanpa ada yang mengingkari ,maka jadilah
ijma’ (Yas’aluunaka fid din wal hayat oleh Dr.Ahmad Syarbasi jilid III/423)
Hadis dalam sunan Baihaqi dengan isnad hasan :
“ sesungguhnya Ibnu Umar me nganjurkan untuk dibacakan awal surat
al-Baqoroh dan akhirnya diatas kuburan seusai pemakaman” Hadist ini mirip
dengan wasiat Ibn Umar, bahkan di sini dinyatakan dianjurkan.
Hadist riwayat Daruquthni :
“barang siapa masuk ke pekuburan lalu membaca surat
Al-Ikhlas 11 kali kemudian menghadiahkan pahalanya kepada para mayit (dikuburan
itu) maka ia diberi pahala sebanyak orang yang mati di tempat itu“
Hadist marfu’ riwayat Hafiz as-Salafi :
“barang siapa melewati pekuburan lalu membaca surat
Al-Ikhlas 11 kali kemudian menghadiahkan pahalanya kepada para mayit (dikuburan
itu) maka ia akan diberi pahala sebanyak orang yang mati disitu “ (mukhtasar
Al-Qurtubi hal. 26)
Syaikh Muhammad Makhluf, (mantan mufti mesir) berkata :
“Tokoh-tokoh madzhab Hanafi berpendapat setiap orang melakukan ibadah baik
sedekah atau bacaan al Qur’an (termasuk surah yasin) atau lainnya dari
macam-macam kebaikan, dapat dihadiahkan pahalanya kepada orang lain dan pahala
itu akan sampai kepadanya”.
Syaikh Ali Ma’sum berkata : “dalam madzhab Maliki tidak ada
khilaf akan sampainya pahala sedekah kepada mayyit. Namun ada khilaf pada
bacaan al Qur’an untuk mayyit . Menurut dasar Madzhab hukumnya makruh. Para
ulama’-ulama’ muta’akhirin berpendapat boleh melakukannya dan menjadi dasar
untuk diamalkan. Dengan demikian maka pahala bacaan tersebut sampai kepada
mayyit. Ibn Farhun menukil bahwa pendapat akhir inilah yang rojih dan kuat”.
[Hujjatu ahlis sunnah Wal jama’ah hal.15]
Dalam kitab Al-Majmu’ jilid 15/522 : “berkata Ibn Nahwi
dalam syarah minhaj : dalam madzhab Syafi’I menurut qaul yang mashur, pahala
bacaan tidak sampai, tapi menurut qaul yang muhtar, sampai apabila di mohonkan
kepada Allah agar disampaikan bacaan tersebut”
Imam Ibn Qoyyim al- Jauziyyah berkata “yang paling utama
dihadiahkan kepada mayit adalah sedekah, istighfar, do’a untuknya dan haji atas
namanya. Adapun bacaan al-Qur’an serta menghadiahkan pahalanya kepada mayit
dengan cara sukarela tanpa imbalan, akan sampai kepadanya sebagaimana pahala puasa
dan haji sampai kepadanya.” [Yas’alunaka fid din wal-hayat jilid I/442]
Ibnu Taymiyyah pernah ditanya tentang bacaan Al-Qur’an untuk
mayyit juga tasbih, tahlil, dan takbir jika dihadiahkan kepada mayyit, apakah
sampai pahalanya atau tidak? Beliau menjawab sebagaimana tersebut dalam kitab
beliau Majmu’ Fatawa jilid 24 hal. 324 : “sampai kepada mayyit bacaan Al-Qur’an
dari keluarganya demikian tasbih, takbir serta seluruh dzikir mereka apabila
mereka menghadiahkan pahalanya kepada mayyit akan sampai pula kepadanya”.
Kesimpulan:
Dari uraian diatas kita mengetahui bahwa acara pembacaan
surah yasin dan amalan-amalan lainnya yang biasa disebut bacan surah yasin dan
tahlil bukanlah tanpa dalil. Ulama-ulama terdahulu pun sudah melakukan amalan
surah yasin dan mereka menyusun amalan surah yasin tersebut kemudian
mengajarkannya ke masyarakat.
Mereka tentunya tidak gegabah dan sembarangan didalam
mengamalkan dan menyampaikan ajaran amalan surah yasin tersebut dan cukup bagi
kita sebagai pegangan untuk ikut serta mengamalkannya karena saat ini kita
sudah mengetahui tentang dalil pembacaan surah yasin.
Disamping dalil surah yasin diatas , banyak penjelasan yang
lain tentang manfaat surah yasin dan doa-doa. Tidak kita pungkiri di masyarakat
saat ini banyak yang menentang pembacaan surah yasin tetapi seharusnya tidaklah
demikian karena banyak para ulama juga mengamalkan surah yasin ini. Jika bacaan
surah yasin pahalanya sampai pada mayyit dan ulama juga mengamalkannya juga
tradisi ini sudah berlangsung lama maka bacaan surah yasin dan tahlil bukan
barang baru.
Apakah pantas disalahkan orang yang mengamalkan bacaan surah
yasin ? Jika demikian kurang bijaksana jika kita menyalahkan saudara kita yang
mengamalkan bacaan surah yasin sedangkan mereka berdzikir kepada Allah dengan
amalan surah yasin itu.
Kata-kata bid’ah sering juga terdengar ditujukan pada jamaah
pengamal surah yasin seakan mereka perusak agama. Tradisi yang berjalan di
masyarakat dan sudah bertahun-tahun lamanya tentang surah yasin ini sebenarnya
tidak perlu disemena-menakan sebab majlis surah yasin adalah salah satu majlis
yang mampu untuk mempersatukan masyarakat islam. Acara kumpul keluarga juga
lebih semarak jika didalamnya diadakan bacaan surah yasin demikian juga
acara-acara yang lain. Jadi apa salahnya kalau kita mengamalkan bacaan surah
yasin ? Jika salah maka ulama-ulama kita yang terdahulu juga salah sebab
merekalah yang lebih dulu mengamalkan bacaan surah yasin ini dan juga
menganjurkan kepada kita untuk mengamalkan bacaan surah yasin.
Anda sedang
membaca artikel tentang Hukum
Amalan Yasinan dan Tahlilan dan anda bisa bookmark
artikel Hukum Amalan Yasinan dan Tahlilan ini dengan url http://www.berita-ane.com/2012/10/hukum-amalan-yasinan-dan-tahlilan.html.
Terima Kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar