Rekaman contoh Syair 1000 Bait Syair Wali Tananh Jawa MP3 Silahkan Donlod Disini : 1000 Syair Wali
Pengatar 1000 Syair Wali Tanah Jawa
Sekarang
banyak diberbagai masjid/langgar berpujian
„baru ,yang lagunya seru
dan rame, tapi
tidak menyentuh hati,
karena memang maknanya relatif sulit
dipahami. Seperti gaya sholawatan
yang baru, trend/booming. Kesemua
sholawat itu baik, tapi untuk pujian sebelum sholat (bagi yang terbiasa) ada kriteria yang harus dipenuhi.
Lagunya kalem, syukur ada makna jawanya
Lantunan lirik sesuai budaya
Isinya materi ringan dan dasar beragama
Lantunan lirik sesuai budaya
Isinya materi ringan dan dasar beragama
Kita diwarisi Syair-syair yang penuh makna dan lirik lantunya sangat cocok dengan
kultur jawa. Para
wali, ulama dan
kyai Jawa telah menciptakan dan mewariskan puji-pujian
itu. Syair itulah yang cocok untuk puji pujian sebelum Sholat.
Terima
kasih kepada para
kyai, teman-teman, Darul Ulum maupun masyarakat yang
telah membantu terbukukanya syair-syair ini. Semoga amal kita
pada buku ini
tercatat sebagai upaya
“nguri-uri” Budaya Jawa yang sama
sekali tidak menganggu lingkungan dan suasana.
Agar lengkap dengan lantun lagunya, buku ini
dilengkapi Rekaman Mp3.
Bagi
Anda para pembaca, selain syair di buku ini, masih ada ribuan pujian lagi.
Koreksi dan sumbangsih
dalam upaya perbaikan
sangat saya harapkan.
Disusun Oleh
Muhammad Tasir Hidayat Harahap
Abadikan karya
yang terbukti baiknya
--------------------------------------------------------------
Permohonan kepada Habib Syekh, Emha, Wafik
Azizah
juga
para pelantun dakwah kesenian Saya salut dan
bangga kepada Anda-anda semua dalam
berdakwah melalui
musik/kesenian. Saya sudah
melihat efek-efek positif
di masyarakat, sehingga syiar Islam dengan syair begitu semarak. Melalui
tulisan ini saya memohon Anda semua untuk bersedia merilis Album syair-syair
wali tanah jawa
terutama yang berirama menentramkan dan
medidik spiritualitas kaum
muslimin di Jawa khususnya dan Indonesia umumnya.
Saya yakin Anda
semua mampu merasakan
originalitas/nuansa keaslian lantun dan liriklagu karya ulama jawa yang
luar biasa, akan tetapi sedikit sekali
saudara kita yang
melestarikanya. Seperti yang terjadi dalam puji-pujian sebelum
sholat. Besar harapan saya, Anda semua dapat melestarikan dan meneruskan
estafet yang telah dilakukan oleh Walisongo dalam Syiar Islam dengan syair dan
kesenian.
Tentu
saya khawatir apabila syair yang dilantunkan di masjid-masjid maupun mushola
ternyata tidak memiliki
esesnsi dalam menghibur jiwa, mendidik dan memupuk
spiritual. Hal inilah yang menjadi inti permohonan ini.
Banyak kata
seindah do a. Ada
kekhilafan pada tulisan
ini saya mohon maaf
sebesar-besarnya.
------------------------------------------------------
Persembahan
Sungguh!
Sebagai upaya menghibur jiwa, mendidik
tata krama, dan memupuk jiwa
spiritual. Hadirnya buku ini tulus aku persembahkan kepada;
1. Ibu,
Bapak dan keluarga tercinta.
2.
Juga teman-teman, adik-adik
yang kelak akan
mengawal generasi negeri ini di
madrasah dan pesantren.
-----------------------------------------------------------------------------------------
Secercah argumentasi dalam puji-pujian
Membaca
sholawatan, dzikir dan
syair sebelum pelaksanaan
shalat berjama'ah, adalah perbuatan
yang baik dan
dianjurkan. Anjuran ini
bisa ditinjau dari beberapa sisi :
Pertama, dari
sisi dalil, membaca
syair di dalam
masjid bukan merupakan sesuatu yang
dilarang oleh agama.
Pada masa Rasuluhah
SAW/, para sahabat juga membaca
syair di masjid. Dalam sebuah hadits :
Yang Artinya :
Dari Said
bin Musayyab, ia
berkata, "Suatu ketika
Umar berjalan kemudian
bertemu dengan Hassan bin Tsabit yang
sedang melantunkan syair di masjid. Umar
menegur Hassan, namun
Hassan menjawab, `aku
telah melantunkan syair di masjid
yang di dalamnya
ada seorangyang lebih mulia
darimu(Nabi). Kemudian
ia menoleh kepada
Abu Hurairah. Hassan melanjutkan perkataannya.
Bukankah engkau telah
mendengarkan sabda Rasulullah SAW,
jawablah pertanyaanku, ya
Allah mudah-mudahan Engkau menguatkannya
dengan Ruh al-Qudus.
Abu Hurairah lalu menjawab, Ya
Allah, benar (aku
telah medengarnya).' (HR
Abu Dawud [4360] anNasa'i [709] dan
Ahmad [209281).
Mengomentari
hadits ini, Syaikh
Ismail Az-Zain menjelaskan
adanya kebolehan melantunkan
syair yang berisi
puji-pujian, nasihat, pelajaran tata krama dan
ilmu yang bermanfaat
di dalam masjid.
(Irsyadul mu minin ila Fadha'ili Dzikri Rabbil 'Alamin, hlm. 16).
Kedua, dari sisi
syiar dan penanaman akidah umat. Selain menambah syiar agama,
amaliah ini merupakan
strategi sangat jitu
untuk menyebarkan ajaran
Islam di tengah masyarakat. Karen di
dalamnya terkandung beberapa pujian kepada Allah SWT, dzikir dan nasihat.
Ketiga, dari aspek psikologis, lantunan syair yang indah itu dapat menambah semangat dan
mengkondisikan suasana. Dalam
hal ini, tradisi
yang telah berjalan di
masyarakat tersebut dapat
menjadi semacam warming
up (persiapan) sebelum masuk ke tujuan inti yakni shalat lima waktu.
Manfaat lain
adalah, untuk mengobati
rasa jemu sembari
menunggu waktu shalat jama'ah
dilaksanakan. juga agar
para jamaah tidak
membicarakan hal-hal yang tidak perlu ketika menunggu shalat jama'ah
dilaksanakan.
Melantunkan syair
puji-pujian juga dapat
dikatagorikan sebagai dzikir. Seperti yang
dikatakan Al-Ghozali, “dzikrulloh
berarti ingatnya seseorang bahwa Alloh
mengamati seluruh tindakan
dan pikiranya”. Sehingga
dzikir tidak bermakna sempit
hanya melafalkan lafal
jalalah atau lafal
lainya meskipun sama-sama membutuhkan kehadiran-hudlurnya hati.
Dengan beberapa
alasan inilah maka
membaca sholawat, dzikir,
nasehat, puji-pujian secara bersama-sama
sebelum melaksanakan shalat
jama'ah di masjid atau di mushalla adalah amaliah yang baik dan
dianjurkan. Namun dengan satu
catatan, tidak mengganggu
orang yang sedang
melaksanakan shalat. Tentu hal
tersebut disesuaikan dengan
situasi dan kondisi
masing-masing masjid dan mushalla.
Tentunya masih
banyak argumen lain,
terutama yang masih
ada dibenak para kyai dan ummat
muslimin yang memiliki kepekaan hati.
--------------------------------------------------------------------------------------
Fungsi Syair/Singir
dalam Masyarakat Santri
Muzakka dkk.
(2002) menemukan tiga
fungsi utama syi ir,
yaitu fungsi hiburan, fungsi
pendidikan dan pengajaran, dan fungsi spiritual.
v
Fungsi hiburan
muncul karena hadirnya
syi ir dalam khazanah sastra selalu
dinyanyikan baik dengan
iringan musik tertentu maupun tidak.
v Fungsi
pendidikan dan pengajaran muncul karena
di samping syi ir mengekspresikan
nilai-nilai dedaktis, yakni
pendidikan nilai-nilai moral Islam
dan pengetahuan Islam yang
kompleks, syi ir juga digunakan sebagai
bahan ajar dan
atau media pengajaran
dikalangan masyarakat santri.
v
Fungsi spiritual
muncul karena sebagian
besar syi ir diberlakukan penggunaanya semata-mata
sebagai upaya penghambaan
diri (ibadah) kepada Tuhan
yakni untuk mempertebal
rasa keimanan dan ketakwaan.
Ketiga fungsi
tersebut sangat berkait
erat, sehingga sulit
untuk dipisahkan satu dengan
yang lain, sebab
bagi pendukungnya- syi ir
memberikan spirit untuk beribadah
dan memberikan ilmu pengetahuan dengan
cara yang sangat menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar