Ternyata, begitu cepat perguliran hari dan malam. Begitu cepat berlalu satu bulan dan tahun. Tidak terasa, Ramadhan sebagai tamu agung telah pergi. Menyusul Syawal yang diberkahi Allah. Segala puji bagi Allah, segenap syukur kepada Allah atas semua nikmat dan karunia yang telah nur terima hingga detik ini. Ramadhan usai, dan akan tertutup semua kesempatan mahal yang selama ini Allah
hamparkan selama satu bulan. Semakin jelas, siapa yang merugi dan siapa yang beruntung... Ramadhan pergi membawa amal-amal nur. Ramadhan pergi membawa persaksian atas semua yang nur lakukan. Entah, apakah Ramadhan pergi dengan berbagai kebanggan, pujian, kebahagiaan atas amal yang telah dilakukan. Atau, Ramadhan pergi dengan beragam kekecewaan, kesedihan dan penyesalan. Allahu a'lam bishshowab. Sahabat, kini Ramadhan benar-benar sudah pergi [Jujur, nur berasa keilangan banget]. Padahal rasanya, baru kemarin saling memberi ucapan selamat aas kedatangannya. Padahal rasanya, baru saja bersuka cita menyambut kedatangnnya. Tapi, dua hari ini, harus berpisah dan ditinggalkan Ramadhan dengan penuh haru dan air mata. Entah, apakah akan dipertemukan lagi oleh Allah dengan Ramadhan di tahun depan? atau, benar-benar akan berpisah dan tak berjumpa lagi dengan Ramdhan karena sudah terhalang oleh "yang menghancurkan semua kenikmatan"? Salam untukmu wahai Ramadhan, wahai bulan qiyamullail, wahai bulan Al-Qur'an, wahai bulan taubat dan ampunan... Sahabat, Ternyata Ramadhan mengajarkan bahwa melawan keiginan bermaksiat mempunyai kelezatan tersendiri dalam hati. Ternyata, Ramadhan meyakinkan hati bahwa memenangkan ketaatan kepada Allah saat harus berhadapan dengan keinginan syahwat, menyusupkan kegembiraan dalam hati yang begitu menenangkan. Ternyata tekad kuat dan keimanan yang tulus begitu memudahkan langkah dalam menjalani amal-amal ibadah yang begitu sulit dijalani selain di Ramadhan. Ternyata, tarbiyah Ramadhan kali ini telah mempesona keimanan nur [padahal, rasanya nur sudah -kurang lebih- 17 tahun bertemu dengan Ramadhan]. Yaa Allah, kuatkan diri ini untuk menjaga dan memelihara baik-baik pengalaman hati yang begitu berharga untuk nur jadikan bekal di hari-hari berikutnya. Nur pejamkan mata, tundukkan hati dan batin. Tenggelamkan semua perasaan di hadapan kemuliaan dan kekuasaan Allah yang tiada batasnya. Berbicara pada diri sendiri. Apa yang sudah dilakukan dalam hari-hari kemarin? Apakah Allah ridho terhadap apa yang nur lakukan? Ya Allah, hiburlah kedukaan ini dari perpisahan dengan bulan Ramadhan. Jadikanlah kebaikan amal kami itu ada pada akhir hidup kami dan jadikanlah hari terbaik kami adalah saat kami bertemu dengan-Mu... Maha suci Engkau yaa Allah, dan dengan memuji-Mu kami bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Engkau, kami memohon ampunan dan bertaubat kepada-Mu.
hamparkan selama satu bulan. Semakin jelas, siapa yang merugi dan siapa yang beruntung... Ramadhan pergi membawa amal-amal nur. Ramadhan pergi membawa persaksian atas semua yang nur lakukan. Entah, apakah Ramadhan pergi dengan berbagai kebanggan, pujian, kebahagiaan atas amal yang telah dilakukan. Atau, Ramadhan pergi dengan beragam kekecewaan, kesedihan dan penyesalan. Allahu a'lam bishshowab. Sahabat, kini Ramadhan benar-benar sudah pergi [Jujur, nur berasa keilangan banget]. Padahal rasanya, baru kemarin saling memberi ucapan selamat aas kedatangannya. Padahal rasanya, baru saja bersuka cita menyambut kedatangnnya. Tapi, dua hari ini, harus berpisah dan ditinggalkan Ramadhan dengan penuh haru dan air mata. Entah, apakah akan dipertemukan lagi oleh Allah dengan Ramadhan di tahun depan? atau, benar-benar akan berpisah dan tak berjumpa lagi dengan Ramdhan karena sudah terhalang oleh "yang menghancurkan semua kenikmatan"? Salam untukmu wahai Ramadhan, wahai bulan qiyamullail, wahai bulan Al-Qur'an, wahai bulan taubat dan ampunan... Sahabat, Ternyata Ramadhan mengajarkan bahwa melawan keiginan bermaksiat mempunyai kelezatan tersendiri dalam hati. Ternyata, Ramadhan meyakinkan hati bahwa memenangkan ketaatan kepada Allah saat harus berhadapan dengan keinginan syahwat, menyusupkan kegembiraan dalam hati yang begitu menenangkan. Ternyata tekad kuat dan keimanan yang tulus begitu memudahkan langkah dalam menjalani amal-amal ibadah yang begitu sulit dijalani selain di Ramadhan. Ternyata, tarbiyah Ramadhan kali ini telah mempesona keimanan nur [padahal, rasanya nur sudah -kurang lebih- 17 tahun bertemu dengan Ramadhan]. Yaa Allah, kuatkan diri ini untuk menjaga dan memelihara baik-baik pengalaman hati yang begitu berharga untuk nur jadikan bekal di hari-hari berikutnya. Nur pejamkan mata, tundukkan hati dan batin. Tenggelamkan semua perasaan di hadapan kemuliaan dan kekuasaan Allah yang tiada batasnya. Berbicara pada diri sendiri. Apa yang sudah dilakukan dalam hari-hari kemarin? Apakah Allah ridho terhadap apa yang nur lakukan? Ya Allah, hiburlah kedukaan ini dari perpisahan dengan bulan Ramadhan. Jadikanlah kebaikan amal kami itu ada pada akhir hidup kami dan jadikanlah hari terbaik kami adalah saat kami bertemu dengan-Mu... Maha suci Engkau yaa Allah, dan dengan memuji-Mu kami bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Engkau, kami memohon ampunan dan bertaubat kepada-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar