Metode Menghafal Qur’an
Akhirnya….selesai
juga penyalinan metode menghafal qur’an ini…. metode menghafal qur’an yang ditulis oleh seorang
hafiz juara lomba menghafal qur’an di tingkat nasional maupun
internasional. Semoga allah melimpahkan rahmat atas beliau amin.
Silahkan mengutip, menyalin dan memperbanyak TANPA menuliskan blog saya
sebagai sumber.
Bersama Mudhawi Ma’arif
I. Pendahuluan
Ada 3 prinsip (Three P)
yang harus difungsikan oleh ikhwan/akhwat kapan dan dimana saja berada
sebagai sarana pendukung keberhasilan dalam menghafal al qur’an. 3P (Three P) tersebut adalah:
1. Persiapan (Isti’dad)
Kewajiban
utama penghafal al-qur’an adalah ia harus menghafalkan setiap harinya
minimal satu halam dengan tepat dan benar dengan memilih waktu yang
tepat untuk menghafal seperti:
a. Sebelum
tidur malam lakukan persiapan terlebih dahulu dengan membaca dan
menghafal satu halaman secara grambyangan (jangan langsung dihafal
secara mendalam)
b. Setelah bangun tidur hafalkan satu halaman tersebut dengan hafalan yang mendalam dengan tenang lagi konsentrasi
c. Ulangi terus hafalan tersebut (satu halaman) sampai benar-benar hafal diluar kepala
2. Pengesahan (Tashih/setor)
Setelah
dilakukan persiapan secara matang dengan selalu mengingat-ingat satu
halaman tersebu, berikutnya tashihkan (setorkan) hafalan antum kepada
ustad/ustadzah. Setiap kesalahan yang telah ditunjukkan oleh ustad,
hendaknya penghafal melakukan hal-hal berikut:
a. Memberi tanda kesalahan dengan mencatatnya (dibawah atau diatas huruf yang lupa)
b. Mengulang kesalahan sampai dianggap benar uoleh ustad.
c. Bersabar untuk tidak menambah materi dan hafalan baru kecuali materi dan hafalan lama benar-benar sudah dikuasai dan disahkan
3. Pengulangan (Muroja’ah/Penjagaan)
Setelah
setor jangan meninggalkan tempat (majlis) untuk pulang sebelum hafalan
yang telah disetorkan diulang beberapa kali terlebih dahulu (sesuai
dengan anjuran ustad/ustadzah) sampai ustad benar-benar mengijinkannya
II. Syarat Utama Untuk Memudahkan Hafalan
1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah
2. Berniat mendekatkan diri kepada Allah dengan menjadi hamba-hamba pilihanNya yang menjaga al-qur’an
3. Istiqomah sampai ajal musamma
4. Menguasai bacaan al-qur’an dengan benar (tajwid dan makharij al huruf)
5. Adanya seorang pembimbing dari ustad/ustadzah (al-hafidz/al-hafidzah)
6. Minimal sudah pernah khatam al-qur’an 20 kali (dengan membaca setiap ayat 5 kali)
7. Gunakan satu jenis mushaf al-qur’an (al-qur’an pojok)
8. Menggunakan pensil/bolpen/stabilo sebagai pembantu
9. Memahami ayat yang akan dihafal
III. Macam-macam Metode Menghafal
A. Sistem Fardhi
Ikuti langkah ini dengan tartib (urut):
1. Tenang dan tersenyumlah, jangan tegang
2. Bacalah ayat yang akan dihafal hingga terbayang dengan jelas kedalam pikiran dan hati
3. Hafalkan ayat tersebut dengan menghafalkan bentuk tulisan huruf-huruf dan tempat-tempatnya
4. Setelah itu pejamkan kedua mata dan
5. Bacalah dengan suara pelan lagi konsentrasi (posisi mata tetap terpejam dan santai)
6. Kemudian baca ayat tersebut dengan suara keras (posisimata tetap terpejam dan jangan tergesa-gesa)
7. Ulangi sampai 3x atau sampai benar-benar hafal
8. Beri tanda pada kalimat yang dianggap sulit dan bermasalah (garis bawah/distabilo)
9. Jangan pindah kepada hafalan baru sebelum hafalan lama sudah menjadi kuat
Penggabungan ayat-ayat yang sudah dihafal
Setelah
anda hafal ayat pertama dan kedua jangan pindah kepada ayat ketiga akan
tetapi harus digabungkan terlebih dahulu antara keduanya dengan
mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Bacalah ayat pertama dan kedua sekaligus dengan suara pelan lagi konsentrasi
2. Kemudian bacalah keduanya dengan suara keras lagi konsentrasi dan tenang
3. Ulani
kedua ayat tersebut minimal 3x sehingga hafalan benar-benar kuat.
Begitulah seterusnya, pada tiap-iap dua tambahan ayat baru harus
digabungkan dengan ayat sebelumnya sehingga terjadi kesinambungan
hafalan
4. Mengulang dari ayat belakang ke depan. Dan dari depan ke belakang
5. Semuanya dibaca dengan suara hati terlebih dahulu kemudian dengan suara keras (mata dalam keadaan tertutup)
6. Begitu seterusnya. Setiap mendapatkan hafalan baru, harus digabungkan dengan ayat/halaman/juz sebelumya.
B. Sistem Jama’i
Sistem ini menggunakan metode baca bersama, yaitu dua/tiga orang (partnernya) membaca hafalan bersama-sama secara jahri (keras) dengan:
a. Bersama-sama baca keras
b. Bergantian membaca ayat-an dengan jahri. Keika partnernya membaca jahr dia harus membaca khafi (pelan) begitulah seterusnya dengan gantian.
Sistem ini dalam satu majlis diikuti oleh maksimal 12 peserta, dan minimal 2 peserta. Settingannya sebagai berikut:
a. Persiapan:
1. Peserta mengambil tempat duduk mengitari ustad/ustadzah
2. Ustad/ustadzah menetapkan partner bagi masing-masing peserta
3. Masing-masing pasangan menghafalkan bersama partnernya sayat baru dan lama sesuai dengan instruksi ustad/ustadzah
4. Setiap pasangan maju bergiliran menghadap ustad/ustadzah untuk setor halaman baru dan muroja’ah hafalan lama
b. Setoran ke ustad/ ustadzah:
1. Muroja’ah:
5 halaman dibaca dengan sistem syst-an (sistem gantian). Muroja’ah
dimulai dari halaman belakang (halaman baru) kearah halaman lama
2. Setor hafalan baru:
a. Membaca seluruh ayat-ayat yang baru dihafal secara bersama-sama
b. Bergiliran
baca (ayatan) dengan dua putaran. Putaran pertama dimulai dari yang
duduk disebelah kanan dan putaran kedua dimulai dari sebelah kiri.
c. Membaca bersama-sama lagi, hafalan baru yang telah dibaca secara bergantian tadi.
3. Muroja’ah tes juz 1, dengan sistem acakan (2-3x soal). Dibaca bergiliran oleh masing-masing pasangan.
Ketika
peserta sendirian tidak punya partner, atau partnernya sedang
berhalangan hadir, maka ustad wajibmenggabungkannya dengan kelompok lain
yang kebetulan juz, halaman dan urutannya sama, jika hafalannya tidak
sama dengan kelompok lain maka ustad hendaknya menunjuk salah seorang
peserta yang berkemampuan untuk suka rela menemani.
c. Muroja’ah ditempat:
1. Kembali ketempat semula.
2. Mengulang bersama-sama seluruh bacaan yang disetorkan baik muroja’ah maupun hafalan baru, dengan sistem yang sama dengan setoran
3. Menambah hafalan baru bersama-sama untuk disetorkan pada pertemuan berikutnya
4. Jangan tinggalkan majlis sebelum mendapat izin ustad/ustadzah.
IV. Keistimewaan sistem jama’i
1. Cepat menguasai bacaan al-qur’an dengan benar
2. Menghilangkan perasaan grogi dan tidak PD ketika baca al-qur’an didepan orang lain
3. Melatih diri agar tidak gampang tergesa-gesa dalam membaca
4. Mengurangi beban berat menghafal al-qur’an
5. Melatih untuk menjadi guru dan murid yang baik
6. Menguatkan hafalan lama dan baru
7. Semangat muroja’ah dan menambah hafalan baru
8. Meringankan beban ustad
9. Kesibukannya selalu termotivasi dengan al-qur’an
10. Mampu berda’wah dengan hikmah wa al-mau’idhah al-hasanah
11. Siap untuk dites dengan sistem acakan
12. Siap menjadi hamba-hamba Allah yang berlomba menuju kebaikan
V. Jaminan
1. Hafalan al-qur’an lanyah dan lancar dalam masa tempo yang sesingkat-singkatnya
2. Sukses dan bahagia di dunia dan akhirat
3. Pilihan Allah dan memperoleh surga ‘adn diakhirat nanti (surah fatir: 23-24)
VI. Metode Muroja’ah (Pengulangan dan penjagaan fardhi atau jama’i)
Ayat-ayat al-qur’an hanya akan tetap bersemayam didalam hati utu al-‘ilm jika ayat-ayat yang dihafal selalu diingat, diulang dan dimuroja’ah. Berikut ini cara muroja’ah:
1. Setelah hafal setengah juz/satu juz, harus mampu membaca sendiri didepan ustad/ustadzah dan penampilan.
2. Setiap hari membaca dengan suara pelan 2 juz. Membaca dengan suara keras (tartil) minimal 2 juz setiap hari.
3. Simakkan minimal setengah juz setiap hari kepada teman/murid/jama’ah/istri/suami dst
4. Ketika lupa dalam muroja’ah maka lakukan berikut ini:
· Jangan langsung melihat mushaf, tapi usahakan mengingat-ingat terlebih dahulu
· Ketika tidak lagi mampu mengingat-ingat, maka silahkan melihat mushaf dan
· Catat
penyebab kesalahan. Jika kesalahan terletak karena lupa maka berilah
tanda garis bawah. Jika kesalahan terletak karena faktor ayat
mutasyabihat (serupa dengan ayat lain) maka tulislah nama surat/no./juz ayat yang serupa itu di halaman pinggir (hasyiyah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar