KH MARZUKI MUSTAMAR

 anjuran tahlilan 7 hari berturut-turut artikel bua di : SINI
Silahkan donlod kajian kitab Al Muqtathafat LI ahli bidaya klik dibawa ini :
01 KH MARZUKI MUSTAMAR_KAJIAN Kitab Al-Muqtathafat Li Ahli Bidayat TENTANG TAHLIL TAWASUL ZIARAH KUBUR DLL
02_KH_MARZUKI_MUSTAMAR_Kitab_AL mUQTATHAFAT AHLI BIDAYA DIS 4,5 DAN 6
03_KH_MARZUKI_MUSTAMAR_Kitab_AHLI BIDAYA EPISO 7,6,8,10 DAN 11 TAMAT
PENGAJIAN  UMUM  KH  MUSTAMAR SILAHKAN DONLOD DIBAWA INI :
01 PENGAJIAN PONPES TAMBAK BERAS TTG ALIRAN KURANG SOPAN
02 PENJELASA DIKIR DGN SUARA KERAS DAN PELAN
03 HANYA ALLAH SWT PENOLONG KITA
04 PERINGATAN MAULID NABI MAULID NABI POLTEK MALANG
05 BERDOA UNTUK ORANG YG SUDAH MENINGGAL SESUAI ALQUR'AN DAN HADIST
05 KH_Marzuki_Mustamar_Kajian Sububh cari ridho Alllah bukan Mnusia 26 sept 2012

Pengajian 2013 diberbagai Daerah di Jawatimur dan jawa tengah :
KH. Marzuki Mustamar - Dalil-Dalil Amaliyah Warga Nahdliyin - part 1
KH. Marzuki Mustamar - Dalil-Dalil Amaliyah Warga Nahdliyin - part 2
KH. Marzuki Mustamar - Dalil-Dalil Amaliyah Warga Nahdliyin - part 3
KH. Marzuki Mustamar - Dalil-Dalil Amaliyah Warga Nahdliyin - part 4 - tanya jawab
KH Marzuki Mustamar di Kec Kebonagung Pacitan
KH. Marzuki Mustamar - di Pasuruan 

REKAMAN KAJIAN KITAB AL-MUQTATHAFAT LI AHLI BIDAYAT DIS 1 S.D 11
KH MARZUKI MUSTAMAR_KAJIAN Kitab Al-Muqtathafat Li Ahli Bidayat
Al-Muqtathafat Li Ahli Bidayat

Berikut ceramah di berbagai daerah jawa timur dan jawa tengah mp3-nya di bawa ini :
01 Al Muqtathofat 1 Kolam_dalil memilih bacaan tertentu dalam alquran
02 Permasalahan dalam baca solawat2
03 03 Al Muqtathofat 3 Gasek 
04 Al Muqtathofat 4 Kolam 
05 Al Muqtathofat 5 Belung 
06 06 Al Muqtathofat 6 Singosari 
07 Al Muqtathofat 7Tajinan 
08 08 Al Muqtathofat 8Toyomarto 
09 Halaqoh_NU_Kh_Marzuki_Magetan9
10 Al Muqtathofat 10 Sanan
11 Al_Muqtathofa 11_Karangploso
12 Al Muqtathofat 12 mBuring
13 Al Muqtathofat 13 mBlethok 
14 Al_Muqtathofat 14_Toyomarto
15 Al Muqtathofat 15 UIN
16 Al_Muqtathofat 16_mBuring
17 Al_Muqtathofat17_Sumbersari
18  Al_Muqtathofat 18_Toyomarto
19 Al Muqtathofat 19 NGGasek
20  Al_Muqtathofat 20_Singosari
21 KH MARZUKI MUSTAMAR Al Muqtathofat 21 Klampok
22 KH Marzuki Mustamar Al Muqtathofat 22 Muharto
23 Al Muqtathofat 23 Randu Agung
24 Al Muqtathofat 24 Wonokoyo
25 Al Muqtathofat 25 NGGgasek 
 26 Al Muqtathofat 26 Blimbing
Kajian Tematis Eksklusif bersama KH. Marzuqi Mustamar
01 KAJIAN UMUM KH MARZUKI MUSTAMAR
02. Kajian kitab Mukhtarul Ahadits Membongkar Kebohongan Buku "Mantan Kyai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik" (1)
Membongkar Kebohongan Buku "Mantan Kyai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik" (2)

BIOGRAFI SINGKAT :
KH. Marzuki Mustamar

Penampilan beliau sederhana dan apa adanya. Beliau tidak pernah neko-neko. Karena begitu sederhananya, kadang orang tidak mengira bahwa beliau adalah seorang kyai. Di balik kesederhanaan beliau tersimpan lautan ilmu yang begitu luas. Kiprah beliau di masyarakat sudah tidak diragukan lagi. Gaya bicara beliau yang tegas dan lugas menjadi salah satu ciri khas beliau.


Rajin Ngaji Sejak Kecil

Kyai Marzuki lahir di kota Blitar, 43 tahun yang lalu. Sungguh beruntung Kyai Marzuki karena dilahirkan dalam keluarga yang taat beribadah sekaligus mengerti agama. Ya, abahnya adalah seorang kyai. Alhasil, sejak kecil Kyai Marzuki dibesarkan dan dididik oleh kedua orang tua beliau dengan disiplin ilmu yang tinggi. Di bawah pengawasan orang tua beliau inilah putra dari Kyai Mustamar dan Nyai  Siti Jainab ini mulai belajar  al-Qur’an dan dasar-dasar ilmu agama.

Selain dididik disiplin ilmu yang tinggi, ternyata beliau waktu kecil sudah dididik tentang kemandirian agar memiliki etos kerja yang tinggi dengan cara memelihara kambing dan ayam petelur milik Bu Lik Umi Kultsum. Dengan memelihara kambing dan ayam petelur inilah, beliau mendapat pelajaran bagaimana membimbing umat islam, dan bagaimana menjadi pemimpin.

Saat duduk di kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah sampai sebelum belajar di Malang, anak kedua dari delapan bersaudara ini mulai belajar ilmu  nahwu, shorof, tasawuf dan ilmu fikih  kepada Kyai Ridwan dan Kyai-Kyai lain di Blitar. Sejak SMP, beliau diminta mengajar Al-Qur’an dan kitab-kitab kecil lainnya kepada anak-anak dan tetangga beliau. Pada usia yang masih belia tersebut, beliau sudah mengkhatamkan dan faham kitab Mutammimah pada saat beliau kelas 3 SMP.

Selepas dari SMP Hasanuddin, beliau melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri Tlogo Blitar. Kyai Marzuki muda merupakan pemuda yang beruntung sebab di usia beliau yang masih belia itu, beliau sudah mendalami ilmu agama ke beberapa orang kyai di Blitar. Di antaranya, beliau  mendalami ilmu balaghoh dan ilmu mantek kepada Kyai Hamzah. Mendalami ilmu fikih kepada Kyai Abdul Mudjib dan ngaji Ilmu Hadits kapada Kyai Hasbullah Ridwan.

Ketika beliau duduk di bangku Aliyah, beliau sudah khatam kitab Hadits Muslim dan kitab-kitab kecil lainnnya. Sebelum beliau belajar di Malang, selama di Blitar yang mengajar beliau adalah Orangtua beliau, Kyai Hasbullah Ridwan yang masih eyang beliau, Kyai Hamzah dan Kyai Mujib adalah guru beliau di MAN Tlogo.

Setamat dari MAN Tlogo pada tahun 1985, kyai kelahiran 22 September 1966 ini melanjutkan jenjang pendidikan formalnya di IAIN (sekarang UIN Maulana Malik Ibrahim) Malang, yang waktu itu masih merupakan cabang IAIN Sunan Ampel Surabaya. Untuk menambah ilmu agama yang sudah beliau dapat, Kyai yang juga Anggota Komisi Fatwa MUI Kota Malang ini nyantri kepada Kyai Masduki Mahfudz di Pondok Pesantren Nurul Huda Mergosono. Mengetahui kecerdasan dan keilmuan Kyai Marzuki yang di atas rata-rata santrinya yang lain, akhirnya Kyai Masduki memberi amanah kepada Kyai Marzuki untuk membantu mengajar di pesantrennya, meskipun saat itu Kyai Marzuki masih berusia 19 tahun. "Saat itu saya diminta untuk mengajar kitab Fathul Qorib bab buyuu’ (jual-beli),” Kenang kyai yang juga Dosen Fakultas Humaniora dan Budaya UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini.

Selain itu, Kyai Marzuki juga beruntung, karena beliau seringkali  diminta untuk mendampingi dakwah Kyai Masduki saat mengisi pengajian maupun dalam rapat-rapat organisasi kemasyarakatan. Dari sinilah Kyai marzuki mulai mengetahui betapa beratnya tugas seoarang ulama dalam mengayomi ummat. Dari gurunya yang juga Rois Syuriah NU Wilayah Jawa Timur itu, Kyai Marzuki belajar akan keistikomahan menjadi seorang guru.  Kyai Masduki Mahfud itu meskipun pulang malam hari dari mengisi pengajian, beliau selalu membangunkan para santrinya untuk mengaji,” ungkap Kyai Marzuki.

Salah satu kelebihan beliau, saat masih duduk di bangku kuliah, Kyai Marzuki sudah biasa memberikan kursus nahwu kepada mahasiswa yuniornya. Namun, ternyata, banyak juga mahasiswa yang tidak hanya belajar nahwu, namun juga mengaji kitab kepadanya. Dengan begini, keilmuan beliau semakin terasah. Kemudian pada tahun 1987 Kyai berputra tujuh ini mendapatkan kesempatan  belajar di LIPIA Jakarta. Setelah menempuh dua tahun masa studinya di sana, Kyai Marzuki kembali ke Malang untuk membantu mengajar di pesantren Nurul Huda, Mergosono dan melanjutkan kuliah S-1.
Membangun Rumah Tangga dan Pesantren
Pada tahun 1994, Kyai Marzuki memulai hidup baru. Beliau mempersunting salah seorang santriwati Pondok Nurul Huda  yang bernama Saidah. Sang istri merupakan putri Kyai Ahmad Nur yang berasal dari Lamongan. Kyai Marzuki sangat bersyukur sekali sebab gadis yang menjadi pendamping hidup beliau adalah seorang hafidzoh (hafal Al-qur’an).

Selang satu bulan setelah menikah, Kyai Marzuki bersama istri mencoba mengadu nasib dan hidup mandiri. Saat itu Kyai Marzuki memilih  daerah Gasek, Kecamatan Sukun sebagai tempat jujugan beliau. Pada mulanya, beliau mencari rumah kontrakan yang dekat dengan masjid. Dan akhirnya, beliau ngontrak di rumah salah seorang warga yang bernama pak Har. Setelah segala sesuatunya dianggap cukup, Kyai Marzuki akhirnya menempati tempat yang baru. Pada saat beliau boyongan, tak lupa santri-santri Pondok Nurul Huda ikut mengantarkan Kyai Marzuki boyongan ke tempat barunya dan membantu usung-usung barang-barang dan kitab-kitab guru mereka.

Tanpa diduga sebelumnya, pada hari pertama beliau menempati rumah itu, ternyata sudah banyak santri yang datang mengaji kepada beliau. Di rumah yang sederhana itulah Kyai Marzuki mengajar para santri beliau. Mereka yang waktu itu belajar merupakan cikal bakal santri dan pesantren beliau yang kini menjadi benteng utama umat di wilayah Gasek. Karena santrinya semakin bertambah banyak maka rumah beliau tidak memadai sebagai tempat belajar mereka. Namun, alhamdulillah, Allah SWT memberikan jalan. Waktu itu di daerah Gasek sudah ada Yayasan Sabilurrosyad yang sudah memiliki lahan luas. Namun, setelah beberapa tahun didirikan Yayasan ini belum bisa berkiprah secara optimal. Akhirnya Kyai Marzuki bekerjasama dengan Yayasan Sabilurrosyad mendirikkan sebuah pesantren dengan Nama Sabilurrosyad.

Selain sibuk membimbing para santri, kyai yang pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Bahasa Arab Universitas Islam Malang ini juga disibukkan dengan urusan ummat. Tiada hari tanpa memberikan pengajian atau mauidzhoh kepada umat. Mulai mengisi pengajian dari masjid ke majid, blusukan keliling kampung dan lain sebagainya. Saat ini, Kyai Marzuki juga aktif di berbagai organisasi kegamaan di antara sebagai Ketua Tanfidiyah PCNU Kota Malang dan anggota Komisi Fatwa MUI Kota Malang. Kedalaman ilmunya sangat dirasakan oleh umat. Sebagai contoh beliau menyusun sebuah kitab, tentang dasar-dasar atau dalil-dali amaliyah yang dilakukan oleh warga nahdhiyyin. Melalui kitab ini, Kyai Marzuki ingin membuka mata umat bahwa amalan mereka ada dasar hukumnya, sekaligus menjawab tuduhan-tuduhan orang-orang yang tidak setuju dengan sebagian amaliayh warga Nahdhiyyin. Saking hebat dan lugasnya beliau menerangkan itu semua, sampai-sampai Kyai Baidhowi, Ketua MUI Kota Malang memberi julukan "Hujjatu NU". "Kalau Imam al-Ghozali dikenal sebagai Hujjatul Islam, maka Kyai Marzuki ini Hujjatu NU" Demikian pernyataan Kyai Baidhowi dalam beberapa kesempatan.    

Meski kegiatan beliau sangat padat, namun, Kyai yang juga penasehat FKUB ini tetap berusaha untuk menjadi orangtua yang baik. Beliau begitu dekat dan akrab dengan anak-anak beliau yang masih kecil-kecil itu. Tak jarang pula, beliau ikut mengantarkan atau menjemput putra putri beliau sekolah. Dari hasil pernikahan dengan Bu Nyai Saidah, Kyai marzuki dikaruniai tujuh orang putra. Dua laki-laki dan lima perempuan. Semua putra putrinya disekolahkan di SD Sabilillah Blimbing. Kecerdasan Kyai Marzuki sepertinya menurun kepada putra-putrinya, terbukti dengan nilai mereka yang seringkali mendapat nilai sempurna termasuk pelajaran eksakta. Bahkan beberapa waktu yang lalu putri beliau menjadi juara Olimpiade Matematika di Yogyakarta.
BILA ANDA INGIN MENDENGARKAN REKAMAN KAJIAN KITAB Al-Muqtathafat Li Ahli Bidayat SILAHKAN KLIK LINK DIBAWAH INI :

KH MARZUKI MUSTAMAR_KAJIAN Kitab Al-Muqtathafat Li Ahli Bidayat

10 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagi anda kaum wahabi Kyai Marzuki demikian, tapi bagi kami kaum Nahdliyin Pak Kyai ini adalah Pendekar Aswaja. Kesatria Pembela Ahlusunnah Wal Jamaah

      Hapus
    2. haha,,ngelek2i gelar M.Pd,,,
      saran saya pak, panjenengan niku gak usah terlalu jauh masuk dalam perdebatan ranah agama, panjenengan bukan masternya...
      khilafiyah dalam masalah agama (perbedaan pada masalah furu'iyyah)itu sesuatu yang wajar, justru tidak wajar kalo khilafiyah semacam ini dinodai dengan hardikan dan cacian yang dilandasi karena fanatisme golongan...
      kalo pengen ndebat mbok yo belajar dulu fiqh, ushul fiqh, nahwu sharaf, ulumul qur'an, ulumul hadis dan ilmu2 agama lain yang digunakan untuk membantu menafsirkan nash...
      saya bukan orang NU pak, tapi saya meyakini bahwa NU punya metode istinbath hukum dan punya mujtahid yang memenuhi standar kualitas...
      dan saya juga yakin bahwa wahabi juga demikian..

      Perbedaan dalam memahami agama merupakan peningkatan khazanah keilmuan Islam, bukan untuk dijadikan bahan pertengkaran...

      Hapus
  2. Wong gelar M.Pd kok ngelokne, gak usah ngelokne kyai mas, koyok kepinteren wae, nek jentel tekani, jak debat, ketoro nek jama'ah MTA

    BalasHapus
  3. yai marjuki pemikirannya cerdas dan ilmiah,,,, di imbangi dengan nahwu shorof dalam memaknai nya,,,,,, jarang sekali orang** pinter dalam agama yang memaknai memakai nahwu shorof adanya cuman terjemahan bahasa indonesia saja,,,,, naju terus kyai marzuki,,,, jazakumullah katsiron,,,,

    BalasHapus
  4. Santrine K.H MARZUKI eo wes mikir, tp mikir PIYE CARANE ISO NABOK'I CANGKEME WONG SING NGELOK-NGELOKNE KYAI & ULAMA......

    GAK USAH DIGATEKNE.....
    DEBAT KARO WONG GOBLOK RA MANFAATI......
    TIWAS NGENTEKNE ZAMAN...

    BalasHapus
  5. pak coni setiyadi...bukan demikian cara menyikapi perbedaan...dengan mengokol-olok orang...panjenengan itu pendidik harusnya punya etika jika ingin menyampaikan pendapat yang berseberangan dengan kita...saya juga pendidik dan saran saya pelajarilah agama dengan benar...pelajari qur'an secara utuh, belajarlah dlu ilmu nahwu sorof,mantiq, balaghah, nasih-mansuh dan ilmu nuzulul qur'an...untuk menterjemahkan qur'an dan hadits bukan hanya buka terjemahan tapi butuh waktu bertahun-tahun hanya untuk memahami sebuah ayat al-qur'an...apa dasar anda mengatakan bahwa beliau adalah provokator?

    BalasHapus
  6. Kagum dengan KH.Marzuki Mustamar !!!

    Alhamdulillah bisa ketemu langsung dengan beliau dalam acara Tasyakkuran Khotmil Qur'an di PonPes Muhyiddin Surabaya....

    BalasHapus
  7. Mbah Kyai saya aja remen (senang/kagum) dengan beliau, KH. MARZUKI MUSTAMAR

    BalasHapus
  8. mbah Kyai ku juga, beliau pada manthuk-manthuk cocok ketika saya perdengarkan MP3 nya KH MARZUKI MUSTAMAR waktu di PonPes Bahrul Ulum Tambak Beras.

    BalasHapus